"Kalau laporan ini diseriusi oleh Polisi dan Ahok kembali ditetapkan menjadi tersangka"

Posted by

KabarAnyar.com - Entah apa yang terjadi di negeri ini. Semakin banyak orang bodoh dan tidak bernalar saya lihat bermunculan dan mempermalukan saya sebagai anak bangsa. Cara-cara primitif dan barbar dipakai untuk memaksakan kehendak. Jaman sudah maju, pemikiran masih jaman batu. Hidup pakai teknologi, tetapi kelakuan masih manual. Ada gejala penurunan kenalaran dan kewarasan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara.

Hal ini ditambah dengan munculnya orang-orang berperasaan sangat halus yang mudah tersinggung, meski bukan dia yang disinggung. Sudah itu malah mengatakan hal yang tidak-tidak dan minta dibuktikan. Bagaimana mau dibuktikan, padahal bukan dia yang dimaksudkan. Belum lagi, seorang yang ngakunya orang hukum, malah ikut dalam melaporkan masalah hukum amit-amit cabag bayi yang secara logika tidak ada masalah apapun.

Saya terhenyak ketika membaca berita bahwa Ahok dilaporkan ke polisi karena ada seseorang tersinggung karena dia dituduh pendemo bayaran yang dibayar 500 ribu. Padahal dia niatnya berdemo murni untuk menuntut proses hukum terhadap Ahok. Dengan percaya dirinya orang ini dengan kuasa hukumnya yang abal-abal, melaporkan Ahok dengan tuduhan mencemarkan nama baik dengan menuduh pendemo—yang menuntut calon gubernur petahana DKI Jakarta itu untuk diproses hukum—merupakan orang-orang bayaran. Yang melaporkan adalah seorang wiraswasta bernama Herdiansyah dengan kuasa hukum, Habiburokhman.

"Kalau laporan ini diseriusi oleh Polisi dan Ahok kembali ditetapkan menjadi tersangka"

Anda pasti kenal, Habiburokhman kan?? Yang pernah janji terjun dari monas itu loh… Yang menyabet penghargaan Pengacara paling aneh tahun ini dari Seword Awards. Hehehe.. Kalau anda bergaul dengan Habiburokhman, dijamin otak anda akan terobsesi untuk menjatuhkan dan memenjarakan Ahok. Karena kegilaan itu bisa menular loh..

Kita kembali ke pembahasan awal. Yah, Ahok memang pernah mengatakan hal tersebut dalam sebuah wawancara dengan media Australia, ABC. inilah kutipan pernyataan Ahok yang dipersoalkan.

SAMANTHA HAWLEY: And who’s funding it?

BASUKI “AHOK” TJAHAJA PURNAMA: I don’t know, I really don’t know. But I believe the President knows from the intelligence. I believe they know. it’s not easy, you send more than 100,000 people. Most of them if you look at the news said they got the money 500,000 rupiah.

Ada yang salah dari pernyataan Ahok?? Kalau anda waras yakinlah kita sama melihat tidak ada yang salah dari pernyataan Ahok. Kalau anda dipenuhi perasaan benci dan marah serta dendam kesumat sama Ahok gara-gara Suku dan agamanya, maka anda tidak akan sulit memahami Habiburokhman dan Herdiansyah. Ahok jelas-jelas tidak ada menuduh dan mencemarkan nama baik. Karena pernyataan Ahok itu mengutip pemberitaan yang ada. Lah kalau itu tidak benar telusuri pemberitaannya dan tuduh mereka fitnah.

Saya melihat sebenarnya Herdiansyah ini tersinggung karena Ahok merendahkan harga dirinya sebagai pendemo bayaran rendahan. Apalagi menyebut angka 500 ribu. Saya pikir Ahok keterlaluan. Seharusnya Ahok sebut pendemo dibayar 1 juta biar tidak ada yang protes. Ini malah dibilang dapat bayaran 500 ribu. Itu mah untuk newbie. Yang dah sering demo dapatnya lebih lah.

Nah, mengenai apakah pendemo ini dapat bayaran atau tidak, teman-teman bisa bantu Habibburokhman buktinya. Saya akan bantu satu saja fakta di lapangan yang diperoleh teman saya. Saya kutip pengakuan yang sudah disharenya di facebook.

"Kalau laporan ini diseriusi oleh Polisi dan Ahok kembali ditetapkan menjadi tersangka"

Tuh kan benar. Mereka tidak dibayar 500 ribu. Mereka ada yang dibayar lebih dari itu. Ada juga sih memang yang tidak dibayar. Tetapi pasti bukan Herdiansyah, karena yang tidak dibayar dan berhati murni tersebut adalah orang-orang yang tidak bisa pulang karena tidak punya uang karena jatah sudah habis beli Pajero baru. Herdiansyah pasti amanlah pulang. Kan dia seorang wiraswasta.

Menanggapi pengaduan ini, Ahok pun terlihat sangat kesal.

“Saya kira ngomong program saja lah, kalau saya ngomong politik lagi, ngomong lain, pesan apapun, saya ini susah jadi orang. Aku pesan apapun dipelintir, dibalik-balikin, langsung difitnah,” kata Ahok di sela blusukan di Pademangan, Jakarta Utara, Jumat (18/11/2016).

Wajarlah Ahok kesal. Bicara benar seperti itu saja dia bisa dituduh mencemarkan nama baik, apalagi pernyataan yang agak nyeleneh atau bersifat candaan. Bisa-bisa bejibun laporan masuk untuk memenjarakannya. Entah apa yang salah, tetapi sepertinya banyak yang sudah tidak waras dan terobsesi betul dengan Ahok. Ya, terobesi untuk memenjarakannya. Mungkin benar kata Ahok, ini adalah serangan balik para koruptor dan mafia.

Saya melihat apa yang dialami oleh Ahok ini tidak lain dan tidak bukan adalah karena adanya penurunan kewarasan dan penalaran logika yang menjadi sebuah bahaya besar yang sedang dihadapi bangsa ini. Jika sebelumnya kaum-kaum intelektual menjadi tokoh utama dalam memerdekakan NKRI, maka sekarang kaum-kaum kurang waras dan kurang nalar serta logika terbalik-balik menjadi tokoh utama dalam memecah belah NKRI. Parahnya, virus ini menyebar cepat karena masih banyaknya kebodohan dan kemiskinan yang menjadi musuh kita bersama.

Kalau laporan ini diseriusi oleh Polisi dan Ahok kembali ditetapkan menjadi tersangka, maka sudah saatnya anak-anak bangsa bangkit dan bersuara lebih lantang. Jika cahaya lilin tidak cukup menerangi kedegilan hati mereka, maka panasnya obor cukup untuk menyadarkan mereka. Namun, jikalau obor itu masih kurang menerangi, maka kobaran api Sumpah Pemuda perlu kembali dihidupkan. Supaya NKRI ini tetap tegak berdiri.

Sudah cukuplah laporan-laporan aneh yang tidak ada gunanya dilakukan. Hanya menghabiskan energi bangsa untuk hal-hal yang tidak perlu. Masih banyak PR bangsa yang perlu digesa. Selain kebodohan dan kemiskinan, infrastruktur dan moral bangsa masih harus terus kita kerjakan bersama. Supaya sungguh nyata cita-cita bangsa, keadilan sosial dirasakan bersama-sama, tanpa memandang Suku, Ras dan Agama. Karena kita adalah Indonesia.

Salam Waras. seword




Demo Blog NJW V2 Updated at: 07.05